Gadis rapuh ini berdiri di depan jurang
Ia sedang berpikir
Apakah ia akan melompat,
Atau berjalan mundur
Gadis rapuh ini berdiri sendiri
Kakinya menginjak bumi sekuat mungkin
Sesungguhnya ia lelah
Ia takut terjatuh,
Saat belum ingin terjatuh
Gadis rapuh ini berusaha berdiri
Menanggung beban dan segala luka yang ada
Lukanya masih menganga
Masih berdarah
Perih
Sakit
Gadis rapuh ini ingin lepas dari rasa sakit
Ia ingin menentukan pilihan
Melompat; dengan pilihan mungkin ia hilang ingatan
Maka hilang segala luka dan beban pikirannya
Atau mungkin ia dan segala kenangannya ikut menghilang
Dan pilihan kedua,
Mundur dari jurang
Mengurai beban
Mengobati luka dengan tangannya sendiri
Tapi..
Dibalik semua pilihan itu
Tubuhnya ringkih
Lukanya terlalu banyak
Terlalu sakit
Seperti tidak mungkin untuk mundur dan mengobatinya sendiri
Tapi ia takut untuk melompat
Malam itu,
Seseorang datang
Menawarkan obat pereda sakit
Gadis rapuh itu sempat tidak percaya
Masih ada orang yang peduli
Dan sakit pun perlahan menghilang
Waktu pun berlalu..
Luka belum terasa kelu
Gadis rapuh ini bingung..
Mengapa ia belum memutuskan pilihan
Walaupun pereda luka selalu diberi
Ternyata obat itu memiliki efek samping
Menimbulkan luka yang lain
Merasa tak mampu lagi..
Gadis rapuh itu mengatakan pada seseorang itu
Untuk berhenti memberi pereda sakit
Gadis rapuh itu ingin tahu, apa yang akan terjadi
Jika ia berhenti meredakan lukanya
Berminggu-minggu Gadis rapuh itu berdiri di tepian jurang
Ia merasa lukanya sedikit mereda
Lalu ia berpikir
Lebih baik ia tak usah menggunakan obat pereda luka
Agar lukanya tidak menduplikasi
Tiba tiba seseorang itu datang lagi..
Menawarkan obat pereda luka
Gadis rapuh itu menolaknya,
Ia merasa lukanya hampir sirna tanpa obat
Seseorang itu pergi...
Jauh
Meninggalkannya tanpa pernah menoleh..
Gadis rapuh itu kecewa..
Tanpa ia sadari, ia diam-diam mencintai seseorang itu..
Sebegitu dalam
Ia ingin mengucapkan terimakasih..
Dan maaf..
Berminggu-minggu ia larut dalam rasa bersalahnya..
Sendiri
Tanpa ia sadari, dan tanpa ia rasa
Lukanya berdarah
Seharusnya ia merasakan sakit
Tapi ia tidak merasakan apa-apa
Gadis rapuh itu hanya berdiri..
Memandangi jurang
Sebuah keputusan terlintas di kepalanya..
Malam itu Angin datang dengan kencang..
Ia kasihan terhadap Gadis rapuh itu..
Ia membisikkan..
"Duhai Gadis rapuh.. berhentilah merasa bersalah."
Gadis rapuh itu bingung..
"Kenapa? Aku memang bersalah."
Angin meniupkan rasa hangat yang membelit Gadis rapuh itu
Sambil berbisik
"Kemarin, ku lihat ia mengobati orang lain..
Kau tidak perlu bersedih..
Lanjutkanlah hidupmu..
Sembuhkanlah lukamu.."
Gadis rapuh itu tersenyum
Luka yang berdarah itu semakin menganga
Rasa sakit yang tadinya kebas; tidak ia rasa
Kini mulai terasa
Sakit.
Sakit.
Sakit.
Gadis rapuh itu menutup mata..
Lalu melepas dekapan Angin
Ia akhirnya melompati jurang
Berharap;
Terbangun dengan ingatannya yang sepenuhnya hilang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar